"Norman Kamaru" Terbebas Dari Sanksi

Senang rasanya setelah mendengar kabar dari televisi bahwa Briptu Norman Kamaru yang kemarin sempat terancam sanksi, kini telah dibebaskan dari sanksi akibat ulah yang dilakukannya dengan berjoget India ala Shahrukh Khan ketika bertugas. Bahkan beberapa jam yang lalu, dia diundang untuk tampil sebagai bintang tamu dalam sebuah acara di stasiun televisi swasta.

Hal ini cukup melegakan, setelah kontroversi yang dilakukannya berbuntut ancaman sanksi dari korps Brimob Gorontalo. Namun karena banyaknya dukungan dari banyak pihak, akhirnya ancaman sanksi tersebut dibatalkan. Sungguh mengharukan.

Di sisi lain, negara "bobrok" ini kembali dihebohkan oleh kelakuan seorang Arifinto (yang disebut sebagai) 'wakil rakyat'. Ketika suasana sidang, anggota DPR dari fraksi PKS tersebut tertangkap kamera wartawan sedang asyik membuka video porno lewat IPad. Setelah dimintai keterangan, Arifinto menyatakan tidak sengaja membuka video tersebut setelah mengakses link yang dikirimkan lewat email pada Ipad miliknya. Namun benarkah demikian? Entahlah. Lalu jika hal tersebut dianggap suatu ketidak sengajaan, apa bedanya dengan yang dilakukan oleh Briptu Norman Kamaru dengan berjoget India? Dia pun melakukan hal itu dengan alasan untuk menghibur teman yang sedang mengalami masalah keluarga.

Inilah letak perbedaan "orang besar" dan "orang kecil" di mata hukum negara Indonesia, jika orang kecil melakukan suatu hal remeh akan diperpanjang hingga berbelit - belit. Berjoget India terancam sanksi, mengambil sebuah semangka yang sudah dibuang di lahan orang lain akhirnya dipenjara karena dianggap mencuri, dan contoh lain seperti yang kita ketahui bersama ketika menyimak berita di televisi.

Sangat kontras dengan ketika orang besar yang melakukan suatu manuver kesalahan, hal tersebut akan diabaikan, ditutupi, dialihkan, ditarik ulur, dan akhirnya akan dihilangkan oleh hukum negara ini. Masih adakah keadilan di negeri Indonesia tercinta meskipun hanya secuil??

Semoga suatu saat negara ini akan berubah menjadi lebih baik, tidak hanya reformasi dalam satu hal yang kita butuhkan. Tapi mencakup semua hal yang menyokong negara ini. Sistem pendidikan, hukum, politik, kualitas SDM, hingga yang paling sensitif yaitu kesejahteraan masyarakat.

---

Artikel Terkait Lainnya